Jakarta, Penurunan risiko serangan jantung pada pria bisa dilakukan dengan cara olahraga. Cukup 3 jam dalam seminggu melakukan olahraga, pria sudah bisa terhindar dari serangan jantung.
Peneliti Harvard School of Public Health menemukan sekitar 38 persen dari penurunan risiko serangan jantung pada pria disebabkan oleh efek menguntungkan dari latihan fisik. Dengan latihan fisik bisa menaikkan kadar kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL) pada pria.
Hasil studi tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise. Studi itu menunjukkan 3 jam olahraga berat dalam seminggu dapat mengurangi risiko serangan jantung pria sebesar 22 persen.
Penelitian tersebut telah melibatkan 1.239 laki-laki dalam Health Professionals Follow Up Study yang memberikan informasi mengenai jumlah latihan mingguan mereka. Para peneliti juga menganalisis kadar kolesterol para peserta penelitian, serta biomarker peradangan dan sensitivitas insulin.
Antara tahun 1994 hingga 2004, 454 laki-laki telah menderita serangan jantung non fatal atau meninggal akibat penyakit jantung koroner. Sejumlah 412 laki-laki pada kelompok laki-laki dengan masalah jantung dibandingkan dengan kelompok kontrol dari 827 laki-laki tanpa masalah jantung.
Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner. Arteri koroner adalah arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi.
Hal tersebut biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung, yang terjadi karena terdapat kerusakan pada otot jantung.
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung atau yang biasa disebut dengan pembuluh koroner. Sehingga lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah dan lain-lain.
Hal tersebut akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Sehingga akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, seperti nyeri dada (angina pectoris) hingga infark miokardium.
Angina pectoris dan infark miokardium biasa di kenal dengan serangan jantung. Serangan jantung tersebut dapat menyebabkan kematian mendadak.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, faktor risiko penyakit kardiovaskular lebih umum pada kelompok laki-laki dengan masalah jantung dibandingkan dengan kelompok kontrol.
"Pria yang menderita serangan jantung non fatal atau meninggal akibat penyakit jantung koroner memiliki kadar HDL yang lebih sedikit, dan kadar kolesterol buruk (LDL) yang lebih banyak lebih, dan lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes," kata penulis studi Andrea Chomistek seperti dilansir dari Health, Selasa (18/10/2011).
(Sumber: detikHealth.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar